hay kawan..
kali ini saya akan sedikit menceritakan tentang pengalaman UAS hari pertama dan ke dua saya,
mau tau gak si,, hari pertama saya UAS, begitu semangat, dan hari ini tuh sedikit bikin otak saya mumet, kenapaa???
karena pada saat saya mengerjakan soal UAS, entah apa yang saya pikirkan, semua yang saya baca dan pelajari hilang tiba-tiba, mungkin karena hari ini saya kesiangan ditambah kartu ujian saya ketinggalan, tapi walau begitu saya berharap nilai saya baik-baik aja. amin.
Senin, 07 Juli 2014
Minggu, 29 Juni 2014
PRE-EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN
PRE-EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pre-eklamsia
sebagai salah satu penyebab kematian ibu adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan edema yang timbul selama
kehamilan sampai 24 jam postpartum (Bobak, Jensen, Zalar, 1995)
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian Pre-eklampsia?
2. Apa
tanda dan gejala Pre-eklampsia?
3. Bagaimana
patofisiologi Pre-eklampsia?
4. Bagaimana
komplikasi Pre-eklampsia?
5. Bagaimana
Pencegahan Pre-eklampsia?
1.3
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui pengertian Pre-eklampsia
2. Untuk
mengetahui tanda dan gejala Pre-eklampsia
3. Untuk
mengetahui bagaimana patofisiologi Pre-eklampsia
4. Untuk
mengetahui komplikasi Pre-eklampsia
5. Untuk
mengetahui cara pencegahan Pre-eklampsia
BAB
II
PEMBAHASAN
PRE-EKLAMPSIA
2.1 Pengertian
a. Pre-eklampsia
adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria, dan edema
yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam postpartum (Bobak dan Jensen,
1995). Umumnya terjadi pada trimester 3 kehamilan. Pre-eklamsia dikenal juga
dengan sebutan Pregnancy Induced Hipertension (PIH) gestosis atau toksemia kehamilan.
b. Pre-eklampsia
adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer, dkk,
2007)
c. Pre-eklampsia
adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan viable (usia kehamilan >20
minggu dan atau berat janin 500 gram) yang ditandai dengan hipertensi,
proteinuria, dan edema. Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan 20 minggu,
bila terjadi penyakit trofoblastik (Achadiat, 2004).
d. Pre-eklampsia
adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan tekanan
darah dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan atau berlanjut menjadi kejang
(eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin
meliputi restriksi pertumbuhan dan abrupsio plasenta/ solusio plasenta (Skennan
& Kappel, 2001 dalam Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, 2006).
2.2 Epidemiologi
Prevalensi
pre-eklmpsia bervariasi sesuai karakteristik populasi dan definisi yang digunakan
untuk menerangkannya (Chappel et all, 1999). Terjadi kurang dari 5% dalam
kebanyakan populasi, dan study prospektif menunjukan ensiden dibawah 2,2%,
bahkan pada populasi primigravida yang diketahui prevalensinya lebih tinggi
(Higgins et all, 1997 dalam Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, 2006).
2.3 Etiologi
Penyebab
timbulnya pre-eklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi
pada umumnya disebabkan oleh vasospasme ateriola. Factor kgaktor lain yang
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya pre-eklampsia antara lain :
Primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, mola hidatidosa, multigravida,
malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta
anemia.
2.4 Tanda dan Gejala
Pre-eklampsia
dinyatakan berat bila ada satu diantara gejala-gejala berikut:
a. Hipertensi
dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, diukur minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
b. Proteinuria
5 gram/ 24 jam atau lebih, +++ atau ++++ pada pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria,
urine 400ml/24 jam atau kurang.
d. Edema
paru-paru, sianosis.
e. Tanda
gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah penglihan, pandangan kabur
dan spasme arteri retina pada funduscopi, nyeri epigastrium, mual atau muntah
serta emosi mudah marah.
f. Pertumbuhan
janin intrauterine terlambat.
g.
Adanya Hellp Syndrome (H= hemolysis, ELL= Elevated Liver Enzym, P= Low
Platelet Count).
Sindrom HELLP merupakan komplikasi kebidanan yang
mengancam nyawa yang biasanya terjadi akibat pre-eklampsia Kedua kondisi ini
biasanya terjadi selama fase akhir dari suatu kehamilan, atau kadang-kadang
terjadi setelah melahirkan
2.5 Patofisiologi
Pada
beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi
pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus.
Penurunan
perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan glomerulus, protein
keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotik
plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi,
peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan peningkatan
hematokrit. Pada pre-eklampsia berat terjadi penurunan volume darah, edema
berat dan berat badan naik dengan cepat.
Penurunan
perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan hemoragik
sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada
kuadran atas. Rupture hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang
hebat dari PIH, enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat.
Vasospasme
arteriola dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symptom visual
seperti skotoma (Blind Spot) dan pandangan kabur. Patologi yang sama
menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan
saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki, dan kejang
serta perubahan efek). Pulmonari edema dihubungkan dengan edema umum yang
berat, komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Selain anamnesa dan
pemeriksaan fisik, kecurigaan adanya
pre-eklampsia sebaiknya diperiksa juga:
a. Pemeriksaan
darah rutin serta kimia darah yaitu urium kreatinin, SGOT, LDH, bilirubin.
b. Pemeriksaan
urin yaitu protein, reduksi, bilirubin, sedimen.
c. Kemungkinan
adanya pertumbuhan janin terhambat dengan konfirmasi USG (bila tersedia)
d. Kardiotokografi
yaitu untuk menilai kesejahteraan janin.
2.6.1
Pemeriksaan
Data Subjektif
1. Kenaikan
berat badan yaitu timbul secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukan
adanya retensi cairan dan dapat merupakan gejala paling dini dari
pre-eklampsia, untuk membedakan edema kehamilan, proses yang jinak dari
pre-eklampsia, tekanan darah pasien harus diketahui.
2. Sakit
kepala dapat juga menjadi gejala awal dari edema otak. Sebagai konsekuensinya,
tekanan darah pasien harus harus ditentukan.
3. Gangguan
penglihatan merupakan gejala dari pre-eklampsia berat dan dapat menunjukan
spasme arteriolar retina, iskemia, edema, atau pada kasus-kasus yang jarang,
pelepasan retina.
4. Nyeri
epigastrium atau kuadran kanan atas yaitu menunjukan pembekakkan hepar yang
berhubungan dengan pre-eklampsia berat atau menandakan ruptur hemotoma
subkapsuler hepar.
2.6.2
Pemeriksaan
Data Objektif
Pemeriksaan
Fisik:
1. Pemeriksaan
umumn yaitu tekanan darah meningkat
a. Edema
Edema menunjukan
retensi cairan. Edema yang dependen merupakan kejadian yang normal selama
kehamilan lanjut, edema pada muka dan tangan tampaknya lebih menunjukan retensi
cairan yang patologik.
kriteria
menentukan adanya edema adalah nilai positif jika pitting edema di daerah
tibia, lumbosakral, wajah ( kelopak mata) dan tangan, terutama setelah malam
tirah baring.
Bila sulit menetukan
tingkat edema, maka metode yang digunkana adalah sebagai berikut:
+ = sedikit edema pada daerah kaki
pretibia
++ = edema ditentukan pada ekstremitas
bawah.
+++ = edema pada muka, tangan, abdomen
bagian bawah.
++++ = anasarka disertai asites.
b. Kenaikan
Berat Badan
Kenaikan berat badan
yang cepat merupakan suatu petunjuk dari retensi cairan ekstravaskuler
c. Pemeriksaan
retina
Spasme arteriolar dan
kilauan retina dapat terlihat.
d. Pemeriksaan
toraks
Karena edema paru
merupakan satu dari komplikasi serius dari pre-eklampsia berat, paru-paru harus
diperiksa secara teliti.
e. Refleks
tendon profunda (lutut dan kaki)
Hiperefleksia dan
klonus merupakan petunjuk dari peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat dan
mungkin meramalkan suatu kejang eklamsia.
2. Pemeriksaan
Abdomen
Rasa
sakit daerah hepar merupakan suatu tanda potensial yang tidak menyenangkan dari
pre-eklampsia berat dan dapat meramalkan rupture dari hepar. Pemeriksaan uterus
penting untuk menilai umur kehamilan, adanya kontraksi uterus dan presentasi
janin.
3. Pemeriksaan
Pelvis
Keadaan
serviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan pertimbangan yang penting
dalam merencanakan kelahiran pervaginam atau per abdominan.
Pemeriksaan
Laboratorium:
1. Pemeriksaan
Darah Lengkap dengan Apusan Darah
Peningkatan hematokrit
dibandingkan nilai yang diketahui sebelumnya member kesan hemokonsentrasi, atau
menurunnya volume plasma. Jika hematokrit lebih rendah dari yang diperkirakan,
kemungkinan hemolisis intravaskuler akibat proses hemolisis mikroangiopatik
perlu dipertimbangkan.
2. Urinalisis
Proteinuria merupakan
kelainan yang khas pada pasien dengan pre-eklampsia. Jika contoh urin yang
diambil secara acak mengandung protein 3+ atau 4+ urin 24 jam mengandung 5 g
protein atau lebih, pre-eklampsia dikatakan berat.
Protein
positif artinya jumlah protein lebih dari 0,3 gram per liter urine 24 jam lebih
dari 2 gram per liter sewaktu. Urine diambil dengan penyadapan/kateter.
+ = 0,3 gram protein per liter
++ = 1 gram protein per liter
+++ = 3 gram protein per liter
++++ = > 10 gram per liter
Kenaikan
berat badan berlebih jika berat badan naik dari 500 gram perminggu atau 200
gram per bulan.
2.7 Komplikasi
Komplikasi
ibu dengan pre-eklampsia atau PIH: cerebral vascular accident, kardiopulmonari
edema, insufisiensi Renal Shutdown, retardasi
pertumbuhan, kematian janin intrauterine, yang disebabkan hipoksia dan
prematur. PIH dapat berkembang secara progresif menjadi eklampsia yaitu
pre-eklampsia ditambah dengan kejang dan koma (khattheryn & Laura, 1995)
2.8 Pencegahan
Pencegahan
timbulnya pre-eklampsia berat dapat dilakukan dengan pemeriksaan antenatal care
secara teratur. Gejala ini dapat ditangani secara tepat antara lain:
a. Penyuluhan
tentang manfaat istirahat
b. Istirahat
tidak berarti selalu tirah baring ditempat tidur, tetapi ibu masih dapat
melakukan kegiatan sehari-hari, hanya dikurangi diantara kegiatan tersebut.
c. Ibu
dianjurkan duduk atau berbaring
d. Nutrisi
penting diperhatikan selama hamil terutama protein
e. Diet
protein yang adekuat yaitu bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan
trasformasi lipid.
2.9 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan
pre-eklampsia
a. Melindungi
ibu dari efek peningkatan tekanan darah
b. Mencegah
progesifitas penyakit menjadi eklamsia
c. Mengatasi
atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat,
hipoksia sampai kematian janin).
d. Melahirkan
janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur
atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
2.9.1
Penatalaksanaan pre-eklampsia ringan (TD
< 140/90 mmHg) yaitu:
a. Dapat
dikatakan tidak beresiko bagi ibu dan janin
b. Tidak
perlu segera diberi obat anti hipertensi dan tidak perlu dirawat, kecuali
tekanan darah meningkat terus (batas aman: 140-150/ 90-100 mmHg).
c. Istirahat
yang cukup (berbaring 4 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari)
d. Diet
rendah garam, tinggi protein.
e. Jika
maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap satu minggu.
f. Indikasi
dirawat, jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu rawat
jalan.
g. Jika
dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.
2.9.2
Penatalaksanaan pre-eklampsia berat (TD > 160/90 mmHg)
a. Penanganan
konservatif
Konservatif berarti
kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medicinal
(untuk kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia
dengan keadaan janin baik)
b. Penanganan
aktif
Apabila ibu memiliki 1
kriteria berikut:
1. Ada
tanda-tanda impending eklampsia
2. Ada
HELLP syndrome
3. Ada
kegagalan penanganan konservatif
4. Ada
tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat
5. Usia
kehamilan > 35 minggu, maka ibu harus dirawat dirumah sakit, khususnya kamar
bersalin
6. Pemberian
pengobatan medicinal yaitu anti kejang
7. Terminasi
kehamilan yaitu bila pasien belum inpartu dilakukan induksi persalinan.
8. Persalinan
SC dilakukan apabila syarat induksi persalinan tidak terpenuhi atau ada
kontraindikasi persalinan pervaginam.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Pre-eklampsia
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul pada trimester ke-3 kehamilan.
Pre-eklampsia
ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah, misalnya 140/90, proteiuria
(+1), edema+ biasanya pasien dianjurkan untuk berobat jalan dan antenatal care
di percepat. Bila tidak ada perbaikan atau mengarah ke pre-eklampsia berat maka
pasien segera dirawat.
DAFTAR PUSTAKA
Maryani,
Anik. Yulianingsih. 2009. Asuhan
Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media (TIM).
Supriyadi,
Teddy. Gunawan, Johanes. 1994. Kedaruratan
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
http://en.wikipedia.org/wiki/Pre-eclampsia
Langganan:
Postingan (Atom)